Perompak somalia telah menjadi ancaman bagi pelayaran internasional sejak terjadinya Perang Saudara tahap kedua di Somalia pada awal abad 21. Sejak tahun 2005, organisasi internasional, termasuk Organisasi Maritim Internasional dan World Food Programme , telah menyatakan keprihatinan atas kenaikan tindakan pembajakan oleh perompak. Pembajakan telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan biaya pengiriman dan menghambat pengiriman-pengiriman bantuan pangan. Sembilan puluh persen dari Program pengiriman Pangan Dunia yang dikirim melalui jalur laut menggunakan kapal yang melalui teritorial laut Somalia selalu memerlukan pengawalan militer.
Sebuah laporan PBB dan beberapa dari sumber-sumber berita menyatakan bahwa pembajakan di lepas pantai Somalia terjadi karena disebabkan oleh banyaknya penangkapan ikan secara ilegal, serta pembuangan limbah beracun di perairan Somalia oleh kapal asing yang membuat penduduk lokal yang sebagian besar adalah nelayan semakin sulit untuk mencari nafkah. Hal inilah yang memaksa banyak dari mereka beralih profesi menjadi perompak.
Alasan lainnya yang menyebabkan semakin banyaknya para perompak Somalia adalah bahwa 70 persen masyarakat pesisir lokal sangat mendukung pembajakan sebagai bentuk pertahanan teritorial nasional perairan negara tersebut. Selebihnya adalah alasan bahwa bajak laut percaya jika tindakan mereka merupakan bagian dari melindungi perairan mereka sekaligus upaya menuntut keadilan dan kompensasi atas sumber daya laut yang dicuri.
Beberapa bajak laut juga menyatakan bahwa dalam ketiadaan keamanan yang efektif dari negara untuk menjaga pantai setelah pecahnya Perang saudara Somalia dan ditambah lagi dengan adanya disintegrasi dari Angkatan Bersenjata , mereka akhirnya memilih menjadi bajak laut untuk melindungi perairan mereka. Kepercayaan ini juga tercermin dalam nama-nama yang diambil oleh beberapa jaringan bajak laut, seperti Relawan Nasional Coast Guard (NVCG).
Namun diperkirakan perompak Somalia bertumbuh secara pesat akhir-akhir dari segi jumlah tidak lebih dari sebuah alasan sederhana, yaitu tindakan pembajakan sendiri merupakan bagian yang sangat jauh lebih menguntungkan dan menghasilkan uang yang melimpah dan inilah yang disebut-sebut sebagai motif paling utama sehingga tindakan perompak itu semakin berkembang dengan pesat.
Beberapa bulan yang lalu, perompak somalia membajak kapal korea . mereka meminta tebusan kepada perusahaan tersebut, tetapi pmerintah korea bertindak cepat dengan cara menyerang kapal tersebut melalui kapal laut dan kapal perang asal korea.. akhirnya 22 orang perompak tewas di tempat dan 5 perompak di tangkap oleh anggota militer korea.
Selasa, 12 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar